POHon YAng BERGOYANg

Pohon yang tinggi itu bergoyang-goyang ditiup angin, setelah bergoyang ke kiri-ke kanan, ia kembali tegak lagi, seperti semula.

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman yang selalu digoyangkan oleh hembusan angin karena orang mukmin senantiasa ditimpa berbagai cobaan. Sedangkan perumpamaan orang munafik seperti pohon cemara yang tidak goyang dihembus angin kecuali setelah ditebang. (HR Bukhari-Muslim)

Hidup ini pada dasarnya ada ruang ujian, cobaan akan datang terus menerus silih berganti, sampai kita menghembuskan nafas terakhir di dunia ini.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (QS. Al-Baqarah: 155)

Dan bukan hanya ujian keburukan yang membutuhkan kesabaran kita, namun juga ujian kebaikan, yang membutuhkan kesyukuran.

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. (QS. Al-Anbiyaa': 35)

Luar biasanya seorang muslim itu adalah bahwa dalam kondisi apapun ia berada, bisa menjadi sarana kebaikan bagi dirinya.

Dari Abu Yahya, yaitu Shuhaib bin Sinan RA, katanya: Rasulullah SAW bersabda: "Amat mengherankan sekali keadaan orang mu'min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seseorangpun melainkan hanya untuk orang mu'min itu belaka, yaitu apabila ia mendapatkan kelapangan hidup, iapun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan baginya, sedang apabila ia ditimpa oleh kesukaran -yakni yang merupakan bencana- iapun bersabar dan hal inipun adalah merupakan kebaikan baginya." (HR Muslim)

Ibarat pohon yang lunak, ketika diuji dengan kesulitan-kesusahan-kepayahan, maka bersabarlah, angin menggoyang-goyangkan pohon ke kiri dan ke kanan, namun ia tidak dapat mematahkannya, sang pohon akan kembali tegak lagi, pada waktunya.

Sangatlah wajar jika kita sedikit bersedih-bingung-kalut sewaktu mendapat kesulitan, tapi ingatlah, kita memiliki Tuhan yang maha kuasa, maha lembut, maha bijaksana dan amat cinta terhadap hamba-hambaNya, Ia tidak akan pernah menzalimi hamba-hambaNya dengan memberikan cobaan melebihi batas kemampuannya, Ia pun pasti mendengar setiap lantunan doa, dan memudahkan setiap langkah usaha kita.

Miliki keyakinan, tetap bersabar dan “tegaklah kembali” seusai diterpa angin cobaan.

Sumber: Tausiyah Online
Selengkapnya...

[+/-] Selengkapnya...

Kematian Hati

Ramai orang tertawa tanpa menyedari sang maut sedang mengintainya. Ramai orang yang bersegera datang ke saf solat - kononnya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang, ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya.

Ada yang datang sekadar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan bukan sekadar untuk berhenti hanya pada ilmu.
Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah (terasa banggakah) engkau yang hebat berbicara tentang keheningan senyap disaat rintih istighfar, kecupak air wudhu' pada dinginnya malam, lapar perut karena puasa atau kedalaman munajatmu dalam rakaat-rakaat panjang? Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tidak ada apa-apa.

Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan orang-orang berhati jernih bersangka baik, bahawa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

As-Shiddiq Abu Bakar r.a saja selalu gementar saat dipuji orang! "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka", ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia melupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan ada yang menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan merasakan amalnya sangat banyak. Ada juga orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal! Malahan, menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan peribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata!

Dimana kau letakkan dirimu? Sewaktu kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan ketakutan. Sesudah pengalaman dan ilmu semakin bertambah, engkaupun berani tampil waima di hadapan sultan tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.

Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat maksiat menggodamu dan engkau menikmatinya?. Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa tangga kedewasaan rohani meninggi.

Rasa malu kepada ALLAH, dimanakah kau kuburkan ia? Di luar sana, rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung.

Ini potret negerimu: 228 000 remaja adalah penagih. Daripada 1,500 responden pelajar sekolah menengah, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separuhnya setuju remaja bisa berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan tanpa rela!

Mungkin engkau mulai berfikir, "Biasalah.." bila bermain mata dengan aktivis wanita (sama ada engkau lelaki atau sebaliknya), di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat? Atau bergayut dengan menambah waktu yang tak kau perlukan, sekadar melepas kejenuhan dengan canda gurau jarak jauh..Betapa biasanya 'dosa kecil' itu dalam hatimu.

Kemana getarannya yang gelisah dan terluka ketika dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat"? Saat engkau muntah melihat laki-laki (pondan) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustazmu yang mengatakan; jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton acting mereka tidak dilaknat? Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti engkau yang paling islami?

Sesudah itu, tinggallah antara engkau dengan dirimu, tidakkah ALLAH ada disana? Sekarang engkau telah jadi kader hebat. Tidak lagi malu-malu tampil. Justeru engkau akan dihadang tentangan: sangat malu untuk menahan tanganmu dari berjabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa. Semua gerak harus ditakar (control) dan maka jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki.

Lupakah engkau, jika tembakanmu ke sasaran meleset 1 milimeter, maka pada permulaan sejauh 300 meter ia belum tersasar walau 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf (penyimpangan) di kalangan awam, sedikit sebanyak karena para elitnya telah salah melangkah terlebih dahulu.

Siapa yang mahu menghormati ummat yang "kiay"nya memberi ratusan ribu kepada seorang perempuan yang beberapa minit sebelum ia setubuhinya di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan mudahnya mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah?

Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya bergambar rapat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karana kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua" Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)?

Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini, kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama? Apa bezanya seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rakan perempuan dalam pergerakan da'wahnya? Akankah kau impikan penghormatan masyarakat awam karena statusmu, lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir? Bila demikian itu,... sekeji apakah kamu ini?

Pernahkah kamu lihat sepasang ibu dan bapa dengan anak remaja mereka. Perhatilah langkah mereka di pasaraya sana. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyaknya membeli produk makanan ringan, semata-mata karena selera "westernnya".

Engkau akan menjadi faqih pendebat yang hebat saat engkau teguk minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku". Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah kamu punya harga diri.

Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai pakaian tenunan bangsa sendiri atau terompah tempatan yang tak berjenama. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.

Kini, datang "pemimpin" ummat, ingin mengangkat harga diri dan penghormatan ummat dengan mempamerkan kereta dan rumah mewah, "kedai emas berjalan", juga segudang perhiasan. Saat fatwa dihebahkan, telinga ummat telah tuli oleh dentuman berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. "Engkau adalah penyanyi bayaranku yang kukumpulkan dengan susah payah. Bila aku bosan, aku bisa memanggil penyanyi lain yang kicau merdunya lebih memenuhi seleraku" .

(Ust. Rahmat Abdullah)
Selengkapnya...

[+/-] Selengkapnya...

"Kalung Anisa"

Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang ceria berusia Lima tahun. Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket.

Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Anisa sangat ingin memilikinya. Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan.

Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli.

Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki berenda yang cantik. Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya.

"Ibu, bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi... " Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa. Dibaliknya tertera harga Rp 25,000.

Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas.Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidakkonsisten...

"Oke ... Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih
tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu,Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?"

Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya.
"Terimakasih...,Ibu" Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur.

Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab, kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau...

Setiap malam sebelum tidur, ayah Anisa membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya :
"Anisa..., Anisa sayang Enggak sama Ayah ?"
"Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah!"
"Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu...
"Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil "si-Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku juga
"Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !". Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa. Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, "Anisa..., Anisa sayang nggak sih, sama Ayah?"
"Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah!".
"Kalau begitu, berikan pada Ayah Kalung mutiaramu."
"Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.."Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.

Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk ke kamarnya, Anisa sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. air mata membasahi pipinya...
"Ada apa Anisa,kenapa Anisa ?"
Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangan-nya.
Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya
" Kalau Ayah mau...ambillah kalung Anisa" Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih...sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa...
"Anisa... ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya,tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau"

Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.

***
Demikian pula halnya dengan Tuhan. terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa : "Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan."

Cepat atau lambat, apa yang ada pada diri kita pun akan selalu berganti,,kiranya Tuhan selalu mengingatkan kita bahwa semua milik-Nya, tentu akan kembali kepada-Nya.

Untuk itulah perlunya sikap ikhlas,karena kita yakin tidak akan Tuhan mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik, di dunia atau di akherat kelak.

Sumber : Cerita-Cerita Motivasi Group
Selengkapnya...

[+/-] Selengkapnya...

Mendorong Batu

Seorang laki-laki sedang tertidur di bawah pohon besar. Kemudian dia bermimpi ada cahaya terang mendatanginya. Dia bermimpi bertemu Tuhan.

Tuhan berkata kepadanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Lalu Tuhan menunjukkan kepadanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya.

Hal ini dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Berbulan-bulan ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan tersia-sia.

Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si Iblispun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya "Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu tidak bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya."

Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat tidak masuk akal dan salah. Pikiran tersebut kemudian membuat laki-laki itu putus asa dan patah semangat.

"Mengapa aku harus bunuh diri seperti ini?" pikirnya.

"Aku akan menyisihkan waktuku, dengan sedikit usaha, dan itu akan cukup baik."

Dan itulah yang direncanakan, sampai suatu hari diputuskannya untuk berdoa dan mengadu segala permasalahannya itu kepada Tuhan.

"Tuhan," katanya "Aku telah bekerja keras sekian lama dan menjalankan perintah-Mu, dengan segenap kekuatanku melakukan apa yang Kau inginkan. Tetapi sampai sekarang aku tidak dapat menggerakkan batu itu setengah milimeterpun. Mengapa? Mengapa aku gagal?'

Tuhan berkata,"Hambaku, ketika aku memintamu untuk melaksanakan perintah-Ku dan kau menyanggupi, Aku berkata bahwa tugasmu adalah mendorong batu itu dengan seluruh kekuatanmu seperti yang telah kau lakukan. Tapi tidak sekalipun Aku berkata bahwa kau mesti menggesernya. Tugasmu hanyalah mendorong. Dan kini kau datang padaKu dengan tenaga terkuras, berpikir bahwa kau telah gagal. tetapi apakah benar?”

”Lihatlah dirimu. Lenganmu kuat dan berotot, punggungmu tegap dan coklat, tanganmu keras karena tekanan terus- menerus, dan kakimu menjadi gempal dan kuat. Sebaliknya kau telah bertumbuh banyak dan kini kemampuanmu melebihi sebelumnya. Meski kau belum menggeser batu itu. Tetapi ketaatanmu adalah menurut dan mendorong dan belajar untuk setia dan percaya akan hikmah yang akan Kuberikan kepadamu."

Lelaki itu tiba-tiba terbangun dari mimpinya, dan bersujud syukur karena ia merasa dan paham bahwa ia telah mendapatkan hidayah-Nya.

***
Sahabatku, terkadang, ketika kita mendengar perintah Allah, yang pertama kali kita gunakan cenderung pikiran dan nafsu kita untuk menganalisa keinginanNya, bukan keimanan dahulu yang kita utamakan. Padahal perintah itu jelas kebenarannya.

Sesungguhnya apa yang Allah SWT inginkan adalah hal-hal yang sangat sederhana agar menuruti dan taat kepadaNya. Dan yakinlah itu adalah kebutuhan kita. Allah tidak butuh ibadah kita. Demi Allah SWT, ketika semua makhluk berpaling dari Nya, maka tidak akan mengurangi sedikitpun kebesaran dan kemulyaan Allah. Dan sebaliknya ketika semua makhluk beribadah kepada Nya, tidak akan menambah sedikitpun kebesaran dan kemuliaan Allah SWT Tuhan kita.

Dengan kata lain, taatlah terhadap segala perintah Allah, dan yakinlah bahwa perintah itu adalah kebutuhan kita. Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan-Nya.

Jazakumullah telah membaca, semoga bermanfaat... Salam Motivasi! (^_^)

Sumber: Cerita-Cerita Motivasi Group
Selengkapnya...

[+/-] Selengkapnya...

"Benalu"

Kecuali pada benalu teh yang diyakini berkhasiat menyembuhkan kanker, hampir semua jenis benalu dipandang negatif, meng-erogoti dan pengeretan. Ia bukan hanya menumpang, melainkan juga menghisap zat instan yang telah diproses dengan susah payah oleh mekanisme tumbuhan itu. Ia benar-benar pagar makan tanaman. Lihatlah mangsa-mangsanya. Mereka kurus kering kehilangan zat hara, sementara sang benalu subur makmur.

Dalam tubuh manusia, parasit ini berdomisili di tempat paling strategis. Ajaib, ada manusia beternak cacing dalam perutnya. Anak-anak itu menjadi buncit, tetapi minus gizi. Pandangan matanya tumpul, daya pikirnya lemah dan pertumbuhannya lamban, tersendat-sendat. Dalam tampilan memprihatinkan itu, mereka masih jadi sasaran kekesalan karena rewel.


Tikus bukan hanya menimbulkan kerugian berjuta-juta karena buku-buku berharga dilukainya, stelan jas yang mahal digerogotinya, kabel komputer dikeratnya atau makanan yang lezat dikacaunya, tetapi juga karena kotorannya. Bau kencingnya menyesakkan nafas. Bahkan, mengkhayalkannya saja dapat menimbulkan gatal-gatal badan atau flu sesaat. Mereka bergerilya, walaupun tak sampai menduduki seluruh ’kerajaan’ rumah kita, namun gerakannya yang laten selalu menyita perhatian dan waktu, bahkan harta.


Benalu Bangsa-Bangsa

“Kamu punya masalah, di Indonesia?” tanya seorang Prancis kepada seorang mahasiswa Indonesia yang sekarang sudah doktor.

“Ya, pasti, orang hidup ada saja problemanya,” jawab yang ditanya.

“Bukan, maksudku kau punya masalah dengan…,” disebutnya salah satu etnik yang punya sifat suka dagang, ulet, supel bergaul, punya budaya suap yang kuat dan berakar.

“Ya, itulah masalahnya, kamu dengan siapa?”

“Bangsaku punya masalah dengan Juift (Yahudi). Kau lihat toko-toko, kam-pus-kampus, konglomerasi dan semua simpul perekonomian, mereka yang menguasai dan bukan milik kami. Kami tidak menjadi tuan di negeri sendiri.”

Secuplik dialog tadi mungkin menjadi topik yang sama di Amerika, Jerman atau di Arab sendiri. Masalahnya apa bedanya benalu dengan spora. Jika yang ditumpangi senang, buat apa memikirkan harga diri bangsa? Spora itu telah membuat Hitler memanen buah kerjanya dan bangsa Jerman memetik pensiun pahit mereka entah untuk berapa tahun, windu atau abad lagi.

Benalu di Tubuh Umat

Status keumatannya tak tergugurkan. Darah mereka tak tertumpahkan kecuali bila ditemukan mereka angkat senjata. Betapa besar rencana Abdullah bin Ubay, kolaborator Yahudi dan musyrikin Quraisy? Tetapi ia (tak) pernah dikeluarkan dari status orang Islam. Isterinya tak otomatis tergugurkan seperti isteri orang yang pindah agama. Tetapi mereka kerap lepas dari delik hukum. Mereka tampil meyakinkan, berkata dengan multi makna dan berdiplomasi yang sukar ditandingi (QS 63:4).

Nubuwah dan khilafah harus memperlakukan mereka dengan arif, walaupun dalam statemen menyikapi mereka harus keras (QS 9:73 dan 66:9). Khalifah Umar hanya menyuruh stafnya untuk melihat, dalam shalat jenazah di Masjid, adakah Hudzaifah ikut serta? Bila tidak, itu tanda yang mati munafik. Kehormatan khilafah tak boleh dijatuhkan dengan menyolatkan musuh umat yang menyembunyikan kekufuran dalam diri mereka.. Betapa kekuatan pesan Al Qur’an begitu terang menyoroti kemunafikan mereka, cukup menjadi lampu yang benderang.

Dalam kehidupan berbangsa, kerap kita lihat mereka yang tangannya berlumuran darah umat, perut mereka penuh dengan uang hasil kemiskinan bangsa dan otak mereka penuh jelaga korupsi, kolusi, nepotisme dan bapakisme (KKN-B). Dengan modal kecil, kadang selembar sorban dan sebuah kopiah-mereka panen besar. Ingatan rakyat terlalu tumpul untuk mengingat kelicikan para begajul sebelum mereka atau untuk sekedar menye-lamatkan diri dari intimidasi dan tipu daya mereka. Ada pepatah lama yang mencerminkan keberulangan masyarakat dalam ketertipuan. “Rahimallahu al sariqa al-awwal” (semoga Allah mengasihi pencuri terdahalu).

Benalu Ibadah

Ibadah, baik ritual maupun pengabdian yang luas tak kebal penyusutan, bahkan kepunahan. Pada mulanya adalah niat, pangkal dari segala aksi. Karenanya, para ulama menyebutkan hadist niat sebagai sepertiga ilmu. Tak cukup alasan untuk bosan mengkaji ikhlas.

Seorang imam tingkat kelurahan dari sebuah ormas besar umat, sampai mati menyeberang, murtad dan sangat serius dalam memusuhi agama dan umatnya ini dengan manipulasi, agitasi dan berbagai cara busuk lainnya. Ia kalah tarung dalam proses pemilihan kepala cabang ormas itu. Kecewa berat berlarut-larut, sampai seorang pendeta membaptisnya.

Bisa dibayangkan, mereka yang menjual akidahnya dalam bab yang mereka anggap rumit lainnya, seperti rejeki, asmara dan kedudukan, termasuk mereka yang takut berterus terang murtad, tetapi tak henti-hentinya memusuhi apa yang mereka anggap Islam jumud dan sebagainya.. Bahkan dari sekilas kata yang mereka ucapkan-keluhan, pujian, cercaan, gerutuan, ataupun kritik-teraba penyimpangan niat itu. “Dan kamu benar-benar akan menge-nal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuat- an kamu.” (QS. 47:29-30).

Apa yang membedakan penawaran diri untuk melaksanakan suatu tugas atau posisi sebagai bentuk tanggungjawab dengan semata-mata ambisi pribadi? Sama dengan membedakan kepribadian nabi Yusuf as dengan Abdullah bin Ubay. Yusuf si Benar, telah begitu panjang mengalami cobaan dan tempaan. Kematangan jiwanya nampak selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Pertama, di masa remaja ia berhasil menolak rayuan Imraatul Aziz (isteri pembesar Mesir), dengan kalimat sempurna, “Aku berlindung kepada Allah.” (QS. 12:23). Ia tidak mengatakan malu atau takut diketahui orang atau tertangkap basah.

Kedua, dalam penderitaannya di penjara, tak pernah menyia-nyiakan peluang da’wah. “Wahai kedua penghuni penjara, ma-nakah yang baik, tuhan-tuhan yang berma-cam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” (QS. 12:39-40).

Ketiga, saat datang utusan raja yang memintanya datang ke istana, ia tidak spontan pergi, malah disuruhnya utusan itu kembali (QS. 12:50). Sebelumnya, ia begitu berharap saat teman sepenjaranya dipekerjakan kembali di istana raja, dapat menyebut (kasus)nya, agar dapat pembebasan. Tetapi setan telah membuatnya lupa (QS. 12:42). Nyata, manusia tak boleh diandalkan, apa sulitnya menyebutkan seseorang yang bertahun-tahun bersama di penjara. Tentang ketegarannya menyuruh utusan raja kembali, Rasulullah saw berkomentar, “Semoga Allah merahmati saudaraku Yusuf, seandainya aku dalam posisinya, niscaya aku akan menyambut segera panggilan itu.” (Tafsir Al Qurthubi).

Dan saat saudara-saudara yang menzaliminya datang dalam keadaan miskin dan hina, dengan lapang hati ia maafkan mereka, “Hari ini tak ada dendam terhadap kalian…” (QS. 12:92)

Adapun Ibnu Ubay adalah prototipe seorang yang tak bisa memandang kebenaran kecuali bila keluar dari dirinya dan tak bisa menerima kehormatan kecuali bila jatuh ke atas dirinya.

Kolaborator atau komprador mungkin putera daerah atau kader unggulan pada setiap entitas. Judas Escariot (Yahuza) adalah benalu dalam entitas nabi Isa as, seperti sepuluh saudara nabi Yusuf, benalu dalam keluarga nabi Yaqub as. Mereka sama dalam darah dan sejarah.

Ada satu Musa dan satu Isa untuk satu Firaun, satu Samiri, satu Judas, satu Herodes dan satu Pontius Pylathus.

Hari ini ratusan Judas, Samiri, dan Firaun berkeliaran menjual aset bangsa yang dilindungi konstitusi, yang bekerja sama dengan ’penadah’ dan penjarah asing. Di mana gembala bagi domba yang bercerai-berai dimangsa serigala?

(Ust. Rahmat Abdullah)
Selengkapnya...

[+/-] Selengkapnya...

Bunga Rampai Materi Pelatihan

Bagian ke 5 dari 12 seri Manajemen Masjid

Langkah lain yang tidak kalah penting adalah memberikan pelatihan-pelatihan yang sistimatis, yang ditujukan kepada para aktivis Masjid, baik Ta’mir Masjid, Remaja Masjid, Majelis Ta’lim Ibu-Ibu, Taman Pendidikan Al Quraan dan lain sebagainya. Para aktivis Masjid mengikuti sistim pelatihan yang terstruktur, baik dalam rangkaian seri pelatihan maupun berupa pelatihan khusus.

Berikut beberapa data dan artikel yang dapat digunakan sebagai materi pelatihan, yaitu:

1. Mengelola Yayasan Islam
2. ATVMN Organisasi Islam
3. Brain Storming
4. 7 QC Tools untuk Organisasi Islam
5. Buletin Da'wah
6. 5 R Untuk Organisasi Islam
7. Menyusun Proposal
8. Kepanitiaan
9. Persidangan Organisasi Islam
10.Tatacara Seremonial
11.MMT untuk Organisasi Islam
12.Problema Organisasi Islam
13.Gerakan Memakmurkan Masjid
14.Da'wah Kolektif

Semoga artikel ini bermanfaat. Jazakumullah khairan katsir.

Sumber : http://immasjid.com/?pilih=dl&mod=yes&aksi=lihat&kategori=05++BUNGA+RAMPAI+MATERI+PELATIHAN&kid=18

Selengkapnya...

[+/-] Selengkapnya...

Kepemimpinan Remaja Masjid

Bagian ke 4 dari 12 seri Manajemen Masjid

Kepemimpinan (leadership) telah lama dikenal dan diselenggarakan umat manusia, karena sebagai mahluk sosial mereka hidup berinteraksi satu dengan yang lain dan membentuk komunitas, baik dalam lingkup besar maupun kecil. Kepemimpinan sangat diperlukan dalam setiap kelompok, terutama untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta dalam memanfaatkan seluruh sumber daya secara optimal.

Dalam tinjauan perjuangan, kepemimpinan dapat diartikan sebagai upaya untuk menghimpun, menyusun, membina, mengarahkan dan memimpin sumber daya dan kekuatan dalam perjuangan mencapai tujuan. Karena itu kesuksesan pemimpin dapat diukur dari kemampuannya mencapai tujuan.

Berikut beberapa data dan artikel yang dapat digunakan dan dijadikan pedoman dalam meningkatkan skill Kepemimpinan Remaja Masjid, yaitu:

1. Kepemimpinan Remaja Masjid
2. Kepemimpinan Remaja Masjid (2)
3. Pengantar Organisasi dan Management
4. Pengantar Organisasi dan Management (2)
5. Organisasi Remaja Masjid
6. Organisasi Remaja Masjid (2)
7. Musyawarah
8. Musyawarah (2)
9. Shalat Berjama'ah
10.Shalat Berjama'ah (2)
11.Komitmen Muslim Terhadap Islam
12.Komitmen Muslim Terhadap Islam (2)
13.Islam dan Kehidupan Manusia
14.Islam dan Kehidupan Manusia (2)
15.Public Speaking
16.Public Speaking (2)

Semoga artikel ini akan bermanfaat. Jazakumullah khoiran katsir.

Sumber : http://immasjid.com/?pilih=dl&mod=yes&aksi=lihat&kategori=04++KEPEMIMPINAN+REMAJA+MASJID&kid=15
Selengkapnya...

[+/-] Selengkapnya...